Hidrat dari tembaga(II) asetat
Tembaga(II) asetat, atau kupri asetat adalah senyawa kimia
dengan rumus Cu2(CH3COO)4, atau disingkat Cu2(OAc)4 dimana AcO- adalah ion
asetat (CH3CO2-). Secara komersial senyawa ini biasanya tersedia dalam bentuk hidratnya,
yang mengandung dua molekul air. Cu2(OAc)4 berwujud padatan kristal berwarna
hijau gelap, sedangkan hidratnya Cu2(OAc)4.2H2O berwarna hijau-kebiruan. Sejak
dahulu kala, beberapa senyawa tembaga asetat digunakan sebagai fungisida dan zat
warna hijau. Sekarang Cu2(OAc)4 digunakan dalam sintesis anorganik dan sebagai
katalis maupun agen oksidator pada sintesis organik. Senyawa ini memiliki warna
nyala biru-hijau.
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.Tembaga
merupakan konduktor panas dan listrik yang baik.Selain itu unsur ini memiliki korosi
yang lambat sekali
Sintesis
Dulunya senyawa ini disintesis di tempat pembuatan anggur,
mengingat asam asetat merupakan salah satu produk samping fermentasi. Namun
metode ini menghasilkan produk yang tidak begitu murni. Tembaga (II) asetat
dengan kemurnian tinggi dapat disintesis di laboratorium melalui serangkaian
reaksi (3 tahap). persamaan totalnya adalah sebagai berikut:
CuSO4 + 4 NH3 + 4 CH3COOH → Cu2(OAc)4(H2O)2 + (NH4)2SO4
(CuSO4 (tembaga sulfat) juga biasanya terdapat dalam bentuk
hidrat)
Reaksi ini menghasilkan tembaga(II) asetat dalam bentuk hidrat.
Untuk mendehidrasinya, hasil reaksi dipanaskan dalam suhu 100 °C di vakum. Cu2(OAc)4.2H2O
→ Cu2(OAc)4 + 2 H2O
Tembaga(II) asetat lebih banyak digunakan sebagai katalis
atau agen pengoksidasi dalam sintesis-sintesis organik. Contohnya Cu2(OAc)4 digunakan
untuk memasangkan dua alkuna terminal (alkuna yang memiliki ikatan rangkap 3
pada atom C ujung) untuk membentuk 1,3-diuna
Cu2(OAc)4 + 2 RC≡CH → 2 CuOAc + RC≡C-C≡CR + 2 HOAc
Reaksi tersebut berjalan melalui zat antara tembaga(I)
asetilida (Cu2C2), yang kemudian teroksidasi menjadi tembaga (II) asetat
menghasilkan radikal asetilida.
Struktur dwiinti (binuclear) dari tembaga(II) asetat
Molekul Cu2(OAc)4.2H2O memiliki struktur "lampion
Tiongkok", seperti halnya Rh(II) dan Cr(II) tetraasetat. Atom tembaga
terikat pada satu atom oksigen dari tiap asetat dengan panjang 1.97 Å
(angstrom). Bola koordinasi ini dilengkapi dengan dua ligan air, dengan jarak
Cu-O 2.20 Å. Dua atom tembaga yang memiliki 5 koordinasi berjarak 2.65 Å, yang
hampir sama dengan jarak Cu-Cu pada logam tembaga.
Catatan kaki
- S. J. Kirchner, Q. Fernando "Copper(I) Acetate" Inorganic Syntheses, 1980, volume XX, hal. 53-55.
- P. Vogel, J. Srogl "Copper(II) Acetate" in "EROS Encyclopedia of Reagents for Organic Synthesis" Copper(II) Acetate, 2005 John Wiley & Sons.
- van Niekerk, J. N. Schoening, F. R. L. “X-Ray Evidence for Metal-to-Metal Bonds in Cupric and Chromous Acetate” Nature 1953, volume 171, pages 36-37. doi:10.1038/171036a0.
- Wells, A.F. (1984). Structural Inorganic Chemistry, Oxford: Clarendon Press.
TEMBAGA
Tembaga (Cu) mempunyai sistim
kristal kubik, secara fisik berwarna kuning dan apabila dilihat dengan
menggunakan mikroskop bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan.
Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral, tetapi hanya sedikit saja yang komersial. Pada endapan sulfida primer, kalkopirit (CuFeS2) adalah yang terbesar, diikuti oleh kalkosit (Cu2S), bornit (Cu5FeS4), kovelit (CuS), dan enargit (Cu3AsS4). Mineral tembaga utama dalam bentuk deposit oksida adalah krisokola (CuSiO3.2HO), malasit (Cu2(OH)2CO3), dan azurit (Cu3(OH)2(CO3)2). Deposit tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: deposit porfiri, urat, dan replacement, deposit stratabound dalam batuan sedimen, deposit masif pada batuan volkanik, deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik, serta deposit nativ. Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatik. Pembentukan endapan magmatik dapat berupa proses hidrotermal atau metasomatisme. Logam tembaga digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik. Kawat tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik, generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung microwave, sakelar, reaktifier transsistor, bidang telekomunikasi, dan bidang?bidang yang membutuhkan sifat konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk pembuatan tabung?tabung dan klep di pabrik penyulingan. Meskipun aluminium dapat digunakan untuk tegangan tinggi pada jaringan transmisi, tetapi tembaga masih memegang peranan penting untuk jaringan bawah tanah dan menguasai pasar kawat berukuran kecil, peralatan industri yang berhubungan dengan larutan, industri konstruksi, pesawat terbang dan kapal laut, atap, pipa ledeng, campuran kuningan dengan perunggu, dekorasi rumah, mesin industri non?elektris, peralatan mesin, pengatur temperatur ruangan, mesin?mesin pertanian. Potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua. Potensi lainnya menyebar di Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. |
Tembaga merupakan logam yang ditemukan dialam dalam bentuk senyawa
dengan sulfida (CuS). Tembaga sering digunakan pada pabrik-pabrik
yang
memproduksi peralatan listrik, gelas , dan alloy
Tembaga juga berasal dari buangan bahan yang mengandung tembaga
seperti dari
industri galangan kapal, industri pengolahan kayu, dan limbah
domestik.
Pada konsentrasi 2,3 – 2,5 mg/l dapat mematikan ikan dan akan
menimbulkan
efek keracunan, yaitu kerusakan pada selaput lendir (Saeni, 1997).
Tembaga dalam
tubuh berfungsi sebagai sintesa hemoglobin dan tidak mudah
dieksresikan dalam urine
karena sebagian terikat dengan protein, sebagian dieksresikan
melalui empedu ke dalam
usus dan dibuang kefeses, sebagian lagi menumpuk dalam hati dan
ginjal, sehingga
menyebabkan penyakit anemia dan tuberkulosis.
Logam timbal (Pb) berasal dari buangan industri metalurgi, yang
bersifat racun
dalam bentuk Pb-arsenat. Dapat juga berasal dari proses korosi
lead bearing alloys.
Kadang-kadang terdapat dalam bentuk kompleks dengan zat organik
seperti hexaetil
timbal, dan tetra alkil lead (TAL) (Iqbal dan Qadir, 1990)
Pada hewan dan manusia timbal dapat masuk ke dalam tubuh melalui
makanan
dan minuman yang dikomsumsi serta melalui pernapasan dan penetrasi
pada kulit. Di
dalam tubuh manusia, timbal dapat menghambat aktifitas enzim yang
terlibat dalam
9
pembentukan hemoglobin yang dapat menyebabkan penyakit anemia.
Gejala yang
diakibatkan dari keracunan logam timbal adalah kurangnya nafsu
makan, kejang, kolik
khusus, muntah dan pusing-pusing. Timbal dapat juga menyerang
susunan saraf dan
mengganggu sistem reproduksi, kelainan ginjal, dan kelainan jiwa
(Iqbal dkk 1990;
Pallar, 1994)
No comments:
Post a Comment